Pelaku industri musik di Indonesia harus melakukan adaptasi di era pandemi seperti ini, karena industri musik indonesia mengalami perubahan dan mau tidak mau mereka harus beradaptasi jika ingin eksis di industri musik Indonesia tentunya. Tren industri musik akan terus berkembang di seluruh dunia karena dunia terus menghadapi pandemi dan lambatnya kembali ke keadaan normal.
Kondisi industri musik saat ini jauh berbeda sekarang, dan ini memiliki implikasi karena pasar terus bergeser dengan peristiwa terkini.
Secara umum, industri musik tahun 2021 kemungkinan akan memiliki kemiripan dengan tahun lalu. Artis, perusahaan, dan media sosial akan terus menemukan cara untuk bertahan dan berkembang tanpa bergantung pada pertunjukan langsung atau konser dan dengan memanfaatkan ketergantungan dunia pada teknologi jarak jauh untuk komunikasi dan hiburan.
Songwriter (Penulis Lagu)
Kredit dalam penulisan lagu saat ini menjadi hangat dipembicaraan, klaim hak cipta dan klaim publisher menjadi masalah yang sering muncul, khususnya di lagu-lagu yang cukup hits. Untuk melindungi diri dari tuntutan hukum saat ini pemerintah memudahkan dengan membuat beberapa regulasi untuk melindungi para pencipta, penulis ataupun penyanyi. Dan juga memperjuangkan hak-hak yang harusnya didapat para kreator lagu tersebut.
Ketika pandemi membuat pertunjukan musik offline menjadi sulit, semua para pemain dalam industri ini memutar otak agar tetap mendapatkan pendapatan selama pandemi. Klaim hak cipta menjadi perhatian akhir-akhir ini, pemerintah pun telah menetapkan regulasi baru di tahun 2021 ini untuk mengaturnya. Demikian pula dengan para penyanyi, banyak sekali musisi-musisi cover yang memiliki channel sendiri untuk dikembangkan. Tentu adanya regulasi dibutuhkan agar tetap melindungi pemilik sah dari lagu-lagu hits yang dinyanyikan para musisi cover ini. Pihak ketiga seperti misalnya Youtube dan Spotify pun saat ini sudah menyediakan fitur agar tercipta pembagian share yang adil tanpa adanya rekayasa dari setiap pembuatan video cover.
Venue Pertunjukan
Venue pertunjukan baik kecil dan besar di seluruh dunia terus tutup. Meskipun ada gerakan pada tahun 2020 yang disebut Save Our Stages di mana artis mengadakan acara streaming langsung yang dapat disumbangkan oleh penggemar, tempat-tempat terus menghadapi kerugian sewa dan peningkatan biaya asuransi yang akan menjadi kematian bisnis mereka. Diperkirakan 50% tempat musik akan tutup pada akhir pandemi.
Kemeriahan musik live tetap ada karena para pecinta musik sangat antusias dengan kembalinya konser, sambutan hangat, dan pertunjukan live lainnya. Permintaan ini akan memicu tempat-tempat baru untuk menggantikan tempat-tempat yang hilang selama pandemi. Namun, kebangkitan ini kemungkinan tidak akan terjadi hingga tahun 2022.
Konser Live Streaming
Menurunnya konser offline menggerakkan banyak artis untuk membuat streaming langsung dan merekam konser untuk dinikmati para penggemar. Peningkatan teknologi dan produksi membantu seniman menampilkan pertunjukan yang mengesankan, meskipun mahal, dengan kualitas tinggi.
Banyak penggemar senang mendukung tindakan favorit mereka, dan meskipun ini adalah upaya dari pihak artis, namun pengalaman streaming langsung konser ini belum dapat menggantikan pengalaman menonton konser secara langsung. Sampai tempat konser dibuka kembali, artis dan penggemar harus puas dengan apa yang mereka miliki saat ini.
TikTok
Tiktok mencapai popularitas puncak sebagai salah satu tren musik paling populer tahun 2020. Dunia beralih ke Tiktok untuk mencari hiburan video singkat dan kemampuan untuk menemukan musik baru.
Saat ini tiktok menjadi tempat hiburan sehari-hari, meskipun diprediksi tidak akan lama mengingat banyak kompetitor berlomba-lomba membuat platform video pendek sejenis untuk menyaingi TikTok seperti misalnya Triller dan yang lainnya. Namun demikian secara natural pasar pengguna TikTok 13-24 tahun ini membutuhkan aplikasi hiburan lanjutan ketika usia mereka menginjak dewasa nanti sebagai aplikasi hiburan yang lebih dewasa.
Toko Musik dan Sound System
Toko Musik dan sound system tahun-tahun belakang ini mengalami tantangan dalam kelangsungan hidup mereka. Mereka harus beradaptasi dengan mengurangi staf, menutup sebagian gerai untuk bertahan dimasa pandemi ini. Mereka berlomba-lomba untuk memilki online channel di marketplace ataupun membuat marketplace sendiri seperti misalnya (melodia musik, galeri musik Indonesia, Nuansa Musik dan sebagainya)
Kedepan toko musik seperti ini harus bersaing dengan permintaan pasar online seperti bukalapak, shopee dan lazada karena banyak toko-toko sebelumnya yang bermain di platform tersebut dengan memainkan strategi perang harga dan diskon.
Kesimpulan
2021 akan terus menantang para pelaku industri musik seperti tahun 2020. Bisnis musik harus menemukan cara untuk beradaptasi dengan pasar yang mengandalkan internet untuk belanja dan hiburan. Dengan perbincangan tentang vaksin yang banyak diliput media saat ini, ada harapan bahwa tahun 2021 akan membaik. Namun melihat fenomena yang terjadi sepertinya hal itu tidak akan terjadi ditahun dekat ini. Platform online menjadi alternatif bagi para pelaku industri untuk terus berkembang dan bertahan di Industri Musik Indonesia.
MuSigPro
MuSigPro Indonesia hadir dan menjadi pemain baru dalam industri musik Indonesia, sebagai platform bernyanyi yang dapat mengevaluasi kualitas suara seseorang menggunakan AI (Artificial Intelligence) sebagai jurinya. hal ini dapat mempercepat proses dan menghasilkan penilaian yang objectif. Platform ini telah beberapa kali dalam tingkat lokal bekerja sama dengan beberapa sponsor untuk mengadakan kompetisi bernyanyi secara online, mengingat kegiatan offline masih dibatasi saat ini. Kedepan mudah-mudahan platform ini terus dapat berkembang, karena saat ini MuSigPro masih dalam tahap pengembangan untuk dapat menjadi lebih baik dan dapat diterima masyarakat Indonesia secara keseluruhan khususnya para penggemar musik dan seni tarik suara.
1 Comment